Windy Astuti (23) pembantu rumah tangga dikediaman Dodi Triono memberikan kesaksian yang dia alamin pada saat disekap bersama 10 orang lainnya didalam kamar mandi yang sempit.Windy memberikan kesaksian kepada Kapolda Metro Jaya,Irjen Pol M Irawan saat dijenguk oleh beliau di RS Kartika,Pulomas,Jakarta Timur,Kamis ( 29/12/2016).
Windy menceritakan,pada saat kejadian sekitar pukul 14:30 WIB dia dan rekannya,Fitriani sedang memasak di dapur.Sedangkan anak-anak majikannya berada di lantai dua dan Tasrok sang supir berada di depan sedang mau mengeluarin mobil.Saat itu datang ketiga pelaku menghampirinnya di dapur sambil berteriak untuk berkumpul di ruang tengah.
Para pelaku yang membawa pistol dan golok datang menghampirin mereka.Dan salah satu dari pelaku juga berteriak menanyakan dimana keberadaan anak-anak.”Mana anaknya? Mana anak-anak yang punya rumah ini.Para pelaku juga menyuruh agar kami menurut dan berkumpul,jika tidak akan ditembaknya.”ujar Windy.
Salah satu pelaku juga meminta kepada Gemma untuk menunjukkan kamar sang ayah yang berada di lantai dua.Windy mengatakan bahwa dirinya tidak bisa mengingat wajah para pelaku dikarenakan disuruh untuk menghadap ke dinding.Yang bisa diingat hanya para pelaku menggunakan pistol dan golok.
Windy juga menceritakan bahwa salah satu pelaku sempat menyiksa putri pertama Dodi saat menyuruh semua orang untuk berkumpul di ruang tengah.Diona Arika diseret dan dipukul pakai pistol.Para pelaku berteriak meminta semua penghuni rumah untuk masuk kedalam toilet pembantu.Karena diancam akan ditembak jika tidak menurut,mereka semua masuk kedalam toilet yang sempit.
Saat kejadian tersebut Bapak Dodi triono tidak ada di rumah karena pergi ke rumah pertama yang sedang direnovasi yang berada di Pulomas Residence. Dodi Triono turut dimasukan kedalam toilet tersebut saat sudah sampai kerumahnya.Dodi triono terakhir yang masuk kedalam Toilet.Windy juga mengatakan tidak tahu apakah majikannya ada dianiaya atau tidak oleh para pelaku.
Toilet Pembantu yang berukuran 1,5x1,5 meter persegi dan tanpa ventilasi udara menjadi saksi bisu saat 11 orang yang disekap selama 18 jam berusaha bertahan hidup.Mereka yang berada didalam toilet tersebut saling bergantian menghirup udara segar dari celah gagang atau Grendel pintu toilet yang dimana sebelumnya sudah dirusak oleh Dodi triono agar ada celah untuk udara masuk.
Tragisnya,mereka yang berusaha bertahan hidup dengan bergantian menghirup udara dari celah lobang Grendel pintu tidak berhasil mempertahankan hidupnya.Terdapat lima orang yang meninggal dikarenakan kehabisan oksigen.Salah satunya Dodi Triono sang pemilik rumah,meninggal karena tidak mendapatkan asupan oksigen yang membuat pembuluh darahnya pecah.
Iriawan juga menanyakan perihal tentang korban yang tidak mengenakan baju saat ditemukan didalam toilet tersebut.Windy kemudian memberikan keterangan tentang hal tersebut,yang dikarenakan kondisi pada saat itu terasa panas karena toilet yang sempit berisi banyak orang.
Perampokan dan penyekapan dikediaman Dodi Triono tersebut yang menewaskan enam orang terjadi pada tanggal 26 Desember 2016.Para korban ditemukan sehari berikutnya.
Kepolisian juga sudah berhasil menangkap para pelaku perampokan yang menewaskan enam orang.Tiga dari pelaku sudah berhasil ditangkap polisi.Tinggal satu orang pelaku lagi yang masih buron.Pihak kepolisian juga sudah menyebarkan foto pelaku terakhir ini di sosmed.Polisi juga menghimbau kepada masyarakat untuk membantu dan memberitahukan jika melihat buronan tersebut.